Review Buku | Tokyo & Perayaan Kesedihan - Ruth Priscilia

9 comments
Konten [Tampil]

Review buku Tokyo & Perayaan Kesedihan

Apa yang akan teman-teman bayangkan saat membaca judulnya saja? Tokyo & Perayaan Kesedihan. Judul yang membuat banyak tanda tanya dibenak para pembaca karena sudah dibuat penasaran akan seperti apa ceritanya yang dari membaca judulnya saja sudah membuat suram bukan. 

Di kalangan bookstagram  buku ini termasuk yang banyak diminati dan juga direview di awal tahun 2020. Lalu kenapa aku baru membacanya di akhir tahun? Entahlah. Keinginan untuk membaca buku ini sudah ada sejak awal dari akan terbit, bahkan di Gramedia Digital sendiri buku ini pun di gratiskan. 

Identitas Buku

Judul Buku : Tokyo & Perayaan Kesedihan

Penulis : Ruth Priscilia Angelina

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Editor : Hetih Rusli

Terbit : 2020

Jumlah Halaman : 208 halaman

E-ISBN : 9786020640853

Tokyo & Perayaan Kesedihan adalah sebuah novela yang ditulis oleh seorang penulis sekaligus editor yang sudah banyak menerbitkan buku-buku hingga membuatnya tidak diragukan lagi dan terbukti dengan karya-karyanya yang banyak dikenal orang bahkan di Goodreads sendiri hampir semua bukunya tidak pernah sepi ulasan.

Novela atau novelet menurut wikepida adalah sebuah karya sastra yang memiliki bentuk lebih kecil dari novel. Yang lebih panjang dari cerpen dan lebih pendek dari novel.

Ini pengalaman pertamaku membaca sebuah novela yang ternyata sama asyiknya dengan sebuah novel. Hanya saja yang membedakan kalau novela alur ceritanya yang lebih ringkas dan padat.

Baca juga:

Sekilas Blurb dibalik Buku Tokyo & Perayaan Kesedihan 

Joshua Sakaguchi Widjaja meneruskan perjalanan ke Tokyo untuk sejenak menjadi pecundang dalam hidupnya. Dia mengimpikan duduk-duduk santai bersama kopi di dekat taman dan menemukan gadis cantik untuk dijadikan teman menyenangkan. Tapi, di Tokyo yang menyambutnya dengan hangat, dia malah dipertemukan dengan Shira yang banyak bersedih  dan meningglkan banyak surat. Untuk pertama kali dalam hidupnya, alih-alih menjadi pecundang, Joshua malah sibuk menjawab banyak pertanyaan yang tak pernah dia pertanyakan.

Shira Hidajat Nagano melarikan diri ke Tokyo untuk menemukan penyelesaian paling terencana dalam hidupnya. Dia membayangkan terjebak di lautan hutan bersama berbagai penyesalan untuk selama-lamanya ditenggelamkan. Namun, di Tokyo yang menggigilkan hatinya, dia justru bertemu Joshua yang semarak dan mampu memvalidasi keputusasaannya. Untuk kali terakhir dalam hidupnya, bukan mengerjakan penyelesaian, Shira dihentikan sejenak oleh jawaban-jawaban yang tak pernah dia kira akan didapatkannya.

Kilasan dibalik Cerita

Membaca kisah mereka seakan kita ikut hanyut ke dalamnya, karena seakan kita sedang mendengar cerita mereka satu sama lain secara langsung. Dengan alur maju mundur membuatku tanpa sadar juga ikut merenungkan bagaimana hidup yang sudah aku jalani sekarang. 

Perasaanku terhadap buku ini


Suram. Bagaimana tidak? Kedua tokoh dibuku ini dari awal cerita tidak menampakkan hal-hal yang mencerahkan atau yang membuat bahagia pembaca. Justru sebaliknya.

Sudah siap untuk menelusuri buku ini lebih jauh lagi bersamaku? 

Untuk kovernya menurutku unik dan sangat mencerminkan isi bukunya yang suram. Seorang perempuan yang dikelilingi oleh dedaunan dan batang pohon yang seakan tidak ingin orang lain mengganggu kesendiriannya itu. Seperti seorang perempuan khas dengan pakaian Jepangnya. Yang seakan mengingatkan kita akan tujuan awal perjalanannya Shira.

Walaupun buku ini sudah jelas menceritakan tentang kesedihan, tidak membuat buku ini sepi pembaca justru sebaliknya. Rasa penasaran karena judul dan sampul buku membuat pembaca semakin dibuat penasaran dan bertanya-tanya, kesedihan yang seperti apa yang di alami oleh para tokoh.

Baca juga:

Perasaanku dari awal membaca hingga selesai adalah campur aduk. Awalnya dibuat bingung, tapi perlahan-lahan aku mulai memahami bagaimana permasalahan konflik batin yang dialami oleh Shira dan Joshua sebelum mereka bertemu satu sama lain dan apa yang ingin disampaikan penulis melalui kisah mereka.

Eits tapi tunggu dulu, mungkin kelihatan suram tapi sebenarnya banyak pembelajaran yang bisa kita ambil dari kedua tokoh buku ini loh.

Membaca buku ini berbeda dari buku-buku yang biasanya aku baca, dari awal aku sudah tidak membayangkan keromantisan apa yang akan membuatku tersenyum saat membaca buku ini. Karena hal-hal romantis itu tidak akan kita temui di kisahnya Shira dan Joshua selain kesuraman dan perayaan kesedihan yang sedang dilakukan oleh kedua tokoh.

Seperti apa buku ini?

Diceritakan dari sudut pandang dari kedua tokoh, isi buku dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama ada Shira yang menggunakan kata ganti gue dan Joshua dengan panggilan saya-nya yang membuat kita pembaca dengan mudah bisa membedakan bagaimana karakter keduanya. Walaupun aku sempat berpikir bahwa mereka ini sebenarnya mempunyai permasalahan hidup yang hampir sama yang berhubungan dengan orang-orang disekitar mereka. Tapi dengan konflik batin dan sudut yang berbeda.

"Semua orang dulu juga menganggapku bermulut besar. Kalian semua menganggap kami main-main, sampai kami sungguhan melakukannya, kan?" - hlm. 173

Dari permasalahan hidup Shira penulis mengajak pembaca untuk tidak menyepelekan hal-hal yang kita anggap "tidak mungkin". Dimana Shira yang merasa dirinya sudah lelah dan rasanya ingin menyerah dari hidup yang selama ini mengekangnya. Tidak memberinya nafas untuk menikmati hidup dengan caranya sendiri.

Ibunya yang selalu mengatur dan menuntut ini itu, yang tidak pernah bertanya apa kemauannya Shira. Jelas hidup Shira sangat terkekang.

Karena kebiasaan diperintah dan dituntut membuat sosok Shira saat bersama para sahabat merasa dirinya tidak pantas berkumpul bersama, mereka berbeda, mereka bisa melakukan semuanya sendiri. Berbeda dengan dirinya karena kebiasaan dituntut oleh ibunya membuat Shira merasa ia tidak mampu melakukan semuanya sendiri.

Berbeda dengan Joshua karena hidup dengan keluarga yang sukses membuatnya menjadi seseorang yang juga ingin dipuji terutama oleh Ayahnya. Tanpa perduli keadaan kakak dan adiknya sendiri. Hingga pertemuan tidak terduganya dengan seorang gadis dan raut wajahnya yang tidak pernah mencerminkan sesuatu selain kesedihan kehampaan yang seakan sudah lama membelengunya, membuatnya sadar akan penyesalan karena tingkahnya selama ini yang tak berujung.

Tempat-tempat yang ada di buku Tokyo & perayaan kesedihan
pic from exploreshaw.com & jw-webmagazine.com

Jangan berharap buku ini akan memberikan kita pembaca kisah indah yang manis. Buku ini menyimpan makna kehidupan dari sisi yang berbeda. Cerita yang ditulis oleh penulis selama melakukan perjalanannya ke Tokyo. Melalui kisah Shira dan Joshua seakan kita seperti sedang mendengar sebuah cerita yang di alami oleh seseorang, sehingga membuat kita hanyut di dalamnya dan tanpa bisa berhenti karena rasa penasaran dengan ending kedua tokoh yang seperti apa.

Konflik cerita

Dari sekian buku yang pernah kubaca, ini pertama kalinya aku merasakan sebuah buku dengan kesederhanaannya tapi menyimpan makna hidup yang lebih luas dan membuat pembacanya terus merenungkan kehidupan yang sudah dijalani.

Tidak ada konflik di dalamnya, hanya ada konflik bathin yang di alami oleh dua tokoh utamanya, yang sedang mencari jawaban dari diri mereka masing-masing terhadap hidup, keluarga dan perasaan mereka.

Yang paling menarik perhatianku selama membaca

Aku suka bagaimana penulis meramu kisah perayaan kesedihan Shira dan Joshua dengan setiap sudut tempat yang dikunjungi dengan detail seakan mengajak pembaca juga ikut menelusuri tempat-tempat indah bersama kedua tokoh. 

Fotografi di dalam buku
pic from IG Penulis

Ditambah lagi disetiap lembaran ada perwakilan foto bernuansa hitam putih yang di ambil langsung oleh penulis selama berada di tokyo. Secara tak langsung aku seperti ikut merasakan setiap kesedihan dari suasana foto yang di ambil.

Ending cerita buku Tokyo & Perayaan Kesedihan

Jujur, aku nggak ada bayangan sama sekali bahkan terpikirkan pun tidak kalau endingnya akan seperti itu. Mereka seakan dipertemukan untuk saling mengubah pendirian dan tanpa sadar mereka belajar satu sama lain walau tanpa mereka sadari. 

Pesan

Selain bisa menikmati kisah pilu antara Shira dan Joshua, tentu dari mereka kita bisa banyak mengambil pembelajaran. Seperti satu hal yang mungkin kita anggap sepele bisa jadi bagi orang lain itu sangat berarti. Seperti pada kejadian Joshua yang sedang menelepon Rio yang kala itu Rio yang hampir menyerah dengan hidupnya.

Rating buku Tokyo & Perayaan Kesedihan

Untuk buku yang banyak menyimpan makna hidup dan renungan bagi setiap pembaca agar tidak melakukan hal-hal yang nantinya akan kita sesali, buku ini layak mendapat 3.5🌟 dariku. Well, walaupun nggak ada romancenya, buku ini tetap asyik dan syahdu untuk dibaca. 
"Hidup tidak melulu harus dimenangkan. Menjadi kalah, salah dan kehilangan akan memberimu ruang untuk menyesal. Menyesal akan membuatmu sedih. Tapi itu membuatmu mengingat masa-masa baik yang pernah kau dapatkan. Dari situ kau belajar menghargai hidup." - hlm. 166
Overall, buku Tokyo & Perayaan Kesedihan ini cocok dibaca untuk yang sudah berusia 17+ ke atas ya. Kenapa aku kasih peringatan usia, karena masalah yang dihadapi para tokoh kurasa belum cocok untuk dinikmati oleh kaula muda yang masih polos dan unyu 😊

Related Posts

9 comments

  1. Kutipan hal 166 nya dalem banget. Untung udah lewat 17. Jadi boleh baca, dah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak hanya kutipannya aja mba, isi bukunya juga dalem bangettt..
      Rekomen deh kl umurnya dh cocok wajib baca 😍😍

      Delete
  2. ini ternyata novela,,
    aku sering melihat di beranda gramed
    jadi penasaran, pas banget lagi gak ada bacaan ebook novel

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa kak...
      Termasuk buku yang banyak disarankan juga nii :)

      Delete
  3. Ini dalam bahasa Indonesia?

    termasuk tipikal novel yang banyak ngajak mikir kayaknya...heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyess bunda, bahasia Indonesia.
      Sekilas terlihat kayak terjemahan ya bund?? :D

      Sebenarnya sih iya, sekaligus utk perenungan diri sendiri juga bunda :)

      Delete
  4. Dari judulnya memang bikin penasaran. Sudah download juga di GD tapi belum dibaca jugaaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayook segera dibaca kak.
      Jangan kayak aku, downloadnya uda dr awal tahun bacanya di akhir tahun :D

      Delete
  5. Aku udah beli dan baca sampai habis, jujur usia ku masih 15 tahun tapi aku sudah bisa mencerna isi yang terkandung di dalamnya, dan kebetulan banget tokoh Shira sama kayak aku di masa lalu jadi merasa terwakilkan (?) untuk anak yang selalu dikekang sama ortu. Nah yang buat ku bingung karakter Shira di sini masih abu-abu banget, apakah dia minder, gak percaya diri, labil (?) secara selama ini hidup nya dikontrol sama ibu nya. Mungkin penulis artikel ini bisa tolong jawab dari sudut pandang mu? Terima kasih!

    ReplyDelete

Post a Comment