Book Review | Fireflies In Midnight Sky - Francisca Todi

1 comment
Konten [Tampil]
IG : @pidaalandrian


Judul Buku : Fireflies In The Mmidnight Sky
Penulis : Francisca Todi
Editor : Tisya Rahmanti
Desain Sampul : Orkha Creative
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : May 2018
Tebal Buku : 360 halaman
ISBN : 978-602-0382-85-2 (digital)

B L U R B :
Hidup ini kejam. Hidup mempermainkan kita tanpa ampun. Menindas, mencemooh, bergembira melihat kita hancur, berbahagia saat kita terempas-“
“Tapi hidup mempertemukanku denganmu.”
Alyssa bergabung dengan grup gerilya untuk bertahan hidup sejak negerinya diserang meski sebenarnya membenci kekerasan. Di tengah situasi yang semakin genting, Alyssa dikirim dalam misi yang berakhir kacau, lalu akhirnya terdampar dengan kaki terluka di teritori musuh.
Dan saat itulah Alyssa diselamatkan oleh Vvigo, pemuda misterius yang merupakan musuh negaranya.
Setelah berhari-hari dalam teritori musuh, Alyssa sadar ternyata Vigo lebih mengerti pergumulan dan trauma gadis itu disbanding teman-teman sebangsanya. Namun, mereka berdua bagaikan air dan api. Saling menjinakkan, juga saling membinasakan. Saat ada percikan kasih saying antara keduanya, adakah masa depan agar mereka bisa bersatu?
Apa pun yang terjadi di masa depan, ingatlah hari-harimu di sini tanpa penyesalan.”

Kilas Balik Fireflies In Midnight Sky 

Menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Alyssa yang bertugas untuk mematai-matai Negara musuhnya (Togaro) bersama sahabatnya, Mikayl. Di saat sedang melakukan tugasnya, tanpa sengaja Alyssa mendengar perbincangan musuhnya tentang pembunuhan massal untuk negaranya Valestia, dengan bantuan senjata yang berasal dari Negara Sedera. Padahal yang mereka tahu, Sadera sendiri tidak pernah mau membantu dua Negara yang sedang berkonflik tersebut.
Untuk membuktikan apa yang Alyssa dengar benar adanya, Alyssa ditugaskan untuk menyusup dan mencari tahu langsung ke Sadera dan jika benar, ia ditugaskan untuk menghancurkan ‘senjata’ tersebut. Bersama partner barunya Izolda, Alyssa harus banyak bersabar, karena selain Izolda yang terlalu bersemangat karena itu merupakan misi pertamanya dan selalu menganggap kalau Alyssa saingannya.
Saat melakukan misi, mereka hampir saja tertangkap anggota militer elit Togaro yang sedang berada di Sadera. Berhasil kabur, namun naas Izolda malah tertembak parah, dan untuk mengalihkan perhatian Alysaa terpaksa berlari sendiri untuk mengecoh. Dalam pengejaran Alyssa tertembak dan berakhir pingsan dan saat sadar ia berada di sebuah rumah di Desa Ilya milik tentara Togaro bernama Vigo.
Selama tinggal bersama Vigo, Alyssa mengaku berasal dari Sadera. Namun seiring waktu kebersamaan mereka, Alyssa sadar bahwa tidak semua orang yang berada di antara dua Negara yang sedang berperang itu menginginkan seperti pemimipin mereka inginkan. Haus akan kekuasaan dan kehancuran Negara Valestia terutama untuk rakyat Togaro. Dari  Vigo, Alyssa sadar bahwa mereka sama. Sama-sama melakukan apa yang menjadi tuntutan di Negara mereka walaupun mereka sangat tidak ingin melakukannya.
Sepakat akan membantu Alyssa dan mencari tahu tentang gudang senjata Sadera, kebersamaan mereka secara perlahan menumbuhkan benih-benih lain yang seharusnya tidak boleh ada di antara mereka. Satu misi gagal, lanjut lagi dengan misi baru walaupun tingkat keberhasilan yang tidak pasti dan juga sangat tidak mudah. Belum lagi dengan banyaknya rintangan seperti hubungan Alyssa yang tidak mungkin untuk bersatu semakin menyusutkan harapan.
Sanggupkah Alyssa dan Vigo bertahan sampai akhir di antara dua Negara yang sedang berperang? Berhasilkah Alyssa dan Vigo menemukan gudang senjata Sedera dan menghentikan perang yang sedang berlangsung antara Torago dan Valestia?

B O O K    R E V I E W
Fireflies In The Midnight Sky merupakan novel dengan genre roman-fantasi-dystopia. Mengambil latar tempat di Benua Minari, yang terbagi pada tiga Negara, Valestia (yang dijajah), Torago (yang menjajah) dan Sedera (yang tidak mau tahu/peduli pada dua Negara yang sedang berkonflik tersebut). Latar tempat yang di deskripsikan penulis dengan bantuan gambar peta benua Minari di halaman awal buku membuatku sangat mudah untuk berimajinasi bagaimana efek peperangan yang terjadi antara Torago dan Valestia membuat para tokohnya harus bepindah tempat dan masuk hutan mendaki bukit-bukit dan melewati curamnya jalan yang ditempuh. Dan aku pun bisa ikut merasakan ketegangan, kekhawatiran juga ketakutan yang sama dengan para tokohnya. Yang membuat kita pembaca semakin hanyut masuk dalam alur cerita.
Diceritakan dari sudut pandang Alyssa membuat kita pembaca bisa memahami bagaimana kekalutannya di saat harus mengacungkan senjata, tapi dilain sisi ia harus melakukan demi kematian orang tuanya, rakyat di negaranya sendiri dan merasakan amarah saat melihat kemewahan yang ada dirumah Vigo. Dan kegundahan hatinya tentang hubungannya dengan Vigo yang buram masa depan.
Buku ini memuat kisah tentang cinta, kesedihan, kehilangan, kepahitan dalam hidup, balas dendam, trauma yang berkepanjangan yang diakibatkan perang itu sendiri, pergulatan yang di alami oleh para tokoh utama, kefrustasian, dan juga perbedaan kebangsaan.
Dengan gaya menulis penulis yang ringan dengan bahasa yang mudah dipahami, membuat kita hanyut dengan alur ceritanya dan semakin ke depan semakin dibuat penasaran akan seperti apa hasil dari misi mereka dan kemana arah hubungan tokoh utamanya akan berujung. Dan misteri-misteri yang awalnya jadi tanda tanyaku secara perlahan terjawab hingga akhir. Walaupun penulis (yang menurutku) tidak terlalu fokus pada peperangannya, terbukti karena di bagian perang ini penulis tidak menjelaskan secara detail alasan yang membuat Pimpinan Togaro sangat berambisi dengan kehancuran Valestia selain karena batu-batu mulia yang dihasilkan Negara tersebut.
Hampir keseluruhan aku menyukai bagaimana tokoh-tokohnya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak kaku, sangat realistis. Dan interaksi yang aku sukai terutama saat Alyssa bersama Ollie, manis sekali dan lucu sekaligus buatku terharu dan sempat ‘sedikit’ menitikkan air mata saat Alyssa menolong Ollie di sungai. Alyssa dan si kakek tua misterius yang ditemui di hutan perbatasan. Dan tentu saja hubungan manis dan bikin baper saat Alyssa bersama Vigo, wkwkwkw.
Untuk endingnya sendiri, aku ngerasa kok kayaknya agak dipercepat yaa. Seperti ingin disegerakan tamat (apakah aku sendiri saja yang merasakan ini?). dan berharap akan ada buku lanjutannya juga, karena aku berharap untuk kisahnya Kiara dan Mykail. Karena di endingnya terlihat sekali ada something dengan keduanya. Hehehe
Melalui kisah Fireflies In The Midnight Sky ini banyak hal yang bisa kita ambil hikmah dan pesan-pesan kehidupannya, salah satunya adalah akan ada secercah harapan dan hal-hal baik lainya yang akan datang kepada kita sekalipun kita sedang berada di tengah-tengah kesulitan dalam jangka waktu yang tiak terbatas.
Overall, buku ini sangat aku rekomendasikan untuk dibaca terutama yang menyukai genre romance-fantasi-dystopia. Dan buku ini diperuntukkan hanya untuk yang berumur di atas 17 tahun ke atas, walaupun menurutku untuk scene dewasanya termasuk dalam kategori aman. Tetap adik-adik manis harus bersabar menunggu ampai waktunya yaa J .

R A T I N G


Related Posts

1 comment

Post a Comment