Book Review | Pemburu di Manchester Biru - Hanif Thamrin

Konten [Tampil]

Pemburu di Manchester Biru berkisah tentang seseorang yang memperjuangkan kesempatan keduanya. Tentang menjadi profesional di klub sepakbola ternama di dunia. Juga tentang berusaha tanpa akhir dan selalu menyalakan semangat dalam diri sendiri.

Hanif Thamrin melalui buku pertamanya ini berhasil menarik perhatianku dengan kisahnya yang tidak mudah, penuh cobaan, dan berliku-liku. Dan satu yang membuat saya sangat terinspirasi dengan kisahnya ini adalah dengan tekad yang kuat untuk meraih mimpi dan kerja keras tanpa mengenal arti lelah dan pantang menyerahnya.

"Saya percaya setiap orang pantas mendapatkan kesempatan kedua. Hanya terkadang kesempatan itu datang begitu saja, sementara di lain hari harus diperjuangkan." (hal. 1)

Sebuah kesuksesan tidak pernah lepas dari sebuah kegagalan pada awalnya. Kisah Hanif Thamrin ini adalah salah satu contoh kesuksesan yang di awalnya banyak kegagalan-kegagalan yang menyertainya hingga menjadikan seorang Hanif Thamrin seperti sekarang dan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang pernah bekerja Manchester City. 

Buku ini mengisahkan tentang perjuangan seorang Hanif sebelum menjabat International Content Producer di Manchester City Football Club. Di ceritakan dari sudut pendang orang pertama dengan menggunakan gaya bercerita yang santai membuat kita layaknya sedang mendengar cerita/kisah perjalanan dari seseorang secara langsung. 

"Di Inggris, Anda harus memulai karier dari posisi magang, tidak peduli apakah anda S1 atau S2, kecuali jika Anda anak meliyuner atau pejabat pemerintah."

Inggris tidak segampang di Indonesia ketika kita ingin melamar pekerjaan dengan hanya berbekal Ijazah S1 maupun S2. Bertekad agar bisa menyelesaikan kuliahnya dan mejadi seorang Jurnalis di salah satu kota termahal di dunia, London. Hanif rela melakukan pekerjaan apa pun, dimulai dari pekerjaan menjadi tukang cuci mobil, kuli angkut, door to door sales, pelayan restoran dan kasir. Hal ini dilakukan agar ia bisa menafkahi hidupnya selama di London dan membiayai kuliah dan hidupnya yang hanya pas-pasan. Bahkan puluhan surat lamaran ia kirimkan dan puluhan surat kembali dengan berita penolakan yang diterimanya. Apakah Hanif menyerah dan pasrah saja? Tentu saja TIDAK.

Di tahun 2015, kesabarannya membuahkan hasil yang baik. Di saat Hanif mencoba melamar magang di BBC (British Broadcasting Corporation), hingga akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk magang di BBC. Dan kesempatan tersebut membuka kesempatan yang lain. Di saat Hanif mulai mantap dan yakin di BBC, datang kesempatan lainnya untuk menjadi jurnalis di Manchester City Football Club. Dengan penuh pertimbangan dan tekad serta yakin, akhirnya Hanif pun memutuskan meninggalkan London dan pindah ke Manchester. 

Baca juga :
Meliput Manuel Pellegrini dalam konferensi pers, melaporkan laga kelas dunia di Etihad Stadium yang megah, mewawancarai  Les Chapman, membuat video dengan Kelechi lheanacho untuk fans Indonesia, merupakan beberapa pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya di Machester City Football Club.

"If someone offers you an amazing opportunity, and you're not sure you can do it, say yes - then learn how to do it later." (Richard Branson - hal 78)

Di Manchester, hidupnya tidak seperti di London. Semuanya serba baru dan pertama kalinya bagi Hanif. Tidak ada yangmengajaknya mengobrol atau sekadar basa-basi. Tidak ada yang mau duduk bersamanya saat makan siang. Seakan Hanif ditantang untuk bisa menaklukkan Manchester. 

Gaya bercerita dan bahasa yang digunakan pun mudah untuk dipahami dan ringan, sehingga membuat siapapun yang membaca buku ini jadi betah dan tidak jenuh, mengingat buku ini bukan tentang kisah percintaan (novel fiksi) yang kebanyakan digandrungi oleh peminat baca khususnya di Indonesia. Namun tentang seseorang yang memperjuangkan kesempatan keduanya kembali ke London dengan bekal pas-pasan dan harus bersusah-payah untuk mencari pekerjaan yang layak dan bisa menjalani hidup di negara asing demi mengejar impiannya.

Buku yang sarat akan makna sebuah kehidupan dan kerja keras untuk menuju sebuah kesukesan. Penulis seakan menekankan pada kita untuk 'tidak mudah menyerah'. Teruslah mencapai apa pun yang menjadi impianmu dengan kegigihan, tekad dan kerja keras. Selain itu, aku jadi banyak tahu tentang seluk beluk dunia bola yang dipaparkan penulis, sangat detail dan menarik.

R A T I N G



Identitas Buku:

Judul Buku : Pemburu di Manchester Biru
Penulis : Hanif Tahmrin
Penyelia Naskah : Mirna Yulistianti
Copy Editor : Sasa
Setter : Fitri Yuniar
Desain Sampul : Isman Nasrah
Cetakan Pertama, Juli 2016
Jumlah Halaman : 152 halaman
ISBN : 978-602-03-2683-2

Related Posts

Post a Comment