Book Quotes | Alang - Desi Puspitasari

Konten [Tampil]

Sudah baca reviewnya??
Belum?? Yukk langsung klik link ini saja >> BOOK REVIEW | ALang

***

Kenyataan hidup yang keras seringkali tanpa ampun mengubah penampilan seseorang dengan cepat. (hal. 4)

Orang pandai karena mau belajar dan latihan. Tidak cuma masalah bakat. (hal. 41)
Perempuan itu bila sedang merepet sebaiknya didiamkan saja. Karena, baik ditanggapi atau didiamkan saja, suami akan tetap salah. Ditanggapi, dianggap melawan perkataannya. Didiamkan saja akan dianggap tidak peduli. Jadi,lebih baik didiamkan saja. (hal. 47)





Makhluk bernama perempuan itu memang seringkali menjengkelkan karena cerewet bukan main. (hal. 48)

Imajinasi seringkali membantu memberi dorongan seseorang untuk meraih mimpi. (hal. 71)

Semakin dini persiapan, akan semakin baik hasil akhir yang di berikan. (hal. 73)

Asyik ya bila kita memiliki kesenangan yang bisa ditekuni dan kerjakan dengan sungguh-sungguh. (hal. 74)

Pekerjaan yang tidak memiliki masa depan hanyalah yang tidak diusahakan dengan sungguh-sungguh. (hal. 77)

Seorang ibu bisa begitu misterius, mengerti segala hal yang dirahasiakan anaknya entah dari mana. (hal. 92)

Segala sesuatunya memang sebaiknya dikerjakan sendiri, tidak usah pedulikan orang dan merepotkan orang lain. Memang, sendiri itu lebih gampang dan menyenangkan. (hal. 102)

Biasanya, keputusan spontan dalam keadaan terdesak akan melahirkan hasil yang baik. (hal. 103)

Betapa orang tua gemar sekali membanding-bandingkan juga menuntut anak supaya berprestasi. (hal. 109)

Setiap anak punya masa depannya masing-masing. (hal. 111)

Sekarang adalah luwes-luwesnya kita sebagai anak untuk memenuhi permintaan orangtua tanpa harus melepaskan cita-cita pribadi. (hal. 111)

Memiliki anak yang sukses adalah salah satu cita-cita orangtua. (hal. 114)

Setiap anak pasti memiliki keinginan sendiri yang tak selalu sesuai dengan harapan orangtua. (hal. 138)

Selalu hormati orangtua, semenjengkelkan apa pun tindakan dan perintah mereka. Salah satunya dengan … hmm … jangan pernah cemberut di hadapan mereka. Berusahalah untuk selalu tampak ceria… tersenyum. (hal. 146)

Menjadi dewasa memang perihal berani mengambil keputusan dengan segala resikonya. (hal. 153)

Guru memang pengganti orangtua murid selama di sekolah, tapi bukan berarti merampas segalanya dari orangtua. Terutama menentukan masa depan. (hal. 161)

Ketahuilah, kepopuleran tanpa dasar ilmu yang kuat hanya akan menjadi omong kosong. (hal. 182)

Kehidupan memang tak pernah terlalu lama memberi kemudahan dan kebahagiaan. (hal. 183)

Keindahan dalam seni merupakan sebuah kebenaran. Selain sebagai profesi, seniman bisa diartikan sebagai sikap atau jalan hidup. Pilihan yang harus dilakoni secara total. (hal. 185)

Apa pun pilihanmu, jika kau yakin benar-benar mencintai dan mau hidup di dalamnya, maka jadikanlah pegangan yang kuat. Keyakinan dan kemauan untuk bekerja keras itu akan menjawab semua pertanyaan. (hal. 185)

Hidup tak melulu memberikan kemudahan, bahkan kerap melimpahkan kesulitan yang luar biasa kerasnya. (hal. 187)

Mimpi itu hanya untuk seorang pemenang, bukan pecundang. Pemenang itu artinya ia yang tidak mogul atau berhenti ditengah jalan – pada apa pun pilihannya. Pemenang itu juga tidak cengeng. Meski cita-cita dan cintanya kandas, ia akan segera bangkit pulih. (hal. 195)

Istri disebut sisihan, yang menyanding atau yang mendampingi. Kehadirannya ada untuk mendampingi. (hal. 200)

Orang-orang gagal adalah mereka yang bersemangat hanya pada awalnya saja. Keinginan kuat itu akan menurun seiring berjalannya waktu – mereka sadari atau tidak. (hal. 205)

Omongan seringkali tak dapat dipegang, tindakan adalah solusi pembuktiannya. (hal. 212)

Memang kata ‘seandainya’ benar-benar harus dihindari. Bila tidak, satu kata itu hanya akan membuai angan-anganmu dan cenderung hanya akan berhenti disana. (hal. 214)

Kesuksesan itu bukan jalan singkat. Kecuali kamu adalah anak seorang yang sangat kaya, selebihnya kamu harus jatuh bangun berdarah-darah menmpuh jalan seni yang terjal. (hal. 217)

Jatuh cinta bisa membuat seseorang tidak bisa mengendalikan diri. (hal. 221)

Related Posts

Post a Comment