Book Review | Friends with Bittersweet Love - Pia Devina

Konten [Tampil]

Judul Buku : FWB : Friends with Bittersweet-love
Penulis : Pia Devina
Penyunting : Falcon Publishing
Ilustrasi : @abdul.m
Penerbit : Falcon Publishing
Cetakan Pertama, Januari 2020
ISBN : 978-602-6714-60-2

B L U R B :

Tata bertekad untuk fokus pada ujian nasional. Tanpa main-main setelah sekolah, tanpa pacaran, hanya latihan soal.

Tapi, ketika Rian mendekatinya dengan segala keramahan, kelucuan dan segala kenyamanannya, Tata goyah.

Hei, kalau hanya berteman saja kan tidak akan mengganggu belajar?

Ini kisah Tata yang harus terjebak “FWB” bersama Rian.


Kilas Balik Friends with Bittersweet Love - Pia Devina


Setelah kepergian Ayahnya kepada sang khalik, Tatjana Olivia atau yang biasa disapa Tata mulai mengisi hari-harinya dengan belajar, belajar dan terus belajar demi meraih nilai terbaik dan bisa lulus di jurusan kedokteran seperti permintaan terakhir sang Ayah. Memilih memutuskan Malik, pacarnya ‘pada saat itu’ dengan alasan karena ingin lebih fokus ke balajar. Bahkan Tata juga mempunyai jadwal les yang rutin dengan tugas-tugasnya dan Tata tidak pernah mengeluh dengan semua kegiatan barunya itu. Karena ia pun mulai terbiasa dan nyaman dengan aktifitasnya tersebut. Tapi tidak dengan sahabatnya, Indy yang selalu mengeluh setiap kali melihat Tata berjibaku dengan buku-buku pelajaran membuatnya kagum sekaligus sedih dan kasihan dengan Tata karena tidak pernah lagi melihat Tata santai dengan kegiatan lainnya selain hanya belajar.

“Ta, ini jam pulang sekolah. Santai lah dikit, jangan belajar mulu.” – hlm. 53

Emang segitunya ya, pacaran mengganggu jam belajar lo?” Indy keheranan. “Lo beneran nggak bisa menjalankan dua-duanya sekaligus? Belajar dan pacaran?” – hlm. 23

Adalah Rian teman sekelasnya di tempat les Nusantara yang kerap mengganggu dan menjahilinya di setiap ada kesempatan yang selalu membuatnya kesal tiba-tiba saja mengajaknya untuk menjalin hubungan pertemanan yang tentu saja membuat Tata terkejut. Walaupun tidak bisa dipungkiri secara perlahan kebersamaan mereka setelah mengiyakan ajakan Rian untuk ke kedai es krim cotton Candy untuk pertama kalinya mulai terasa nyaman dan ada sesuatu yang berbeda di hati Tata. Bersama dengan Rian, Tata selalu dibuat takut, cemas. antusias dan happy di saat yang bersamaan berbeda dengan Malik yang bawaannya kalem, tidak terlalu mengebu-ngebu saat sedang bercerita dan di antara mereka pun tidak seabsurd dan bikin ngakak seperti saat bersama Rian.

“Hmm… kayaknya bener ni, ya? Balikan lagi sama Malik? Atau jangan-jangan ada yang baru selain Malik? Gue nggak percaya lo lebih mikirin aljabar daripada pacar.” – hlm. 94

Malik pacar yang dulu diputusin dengan alasan karena ingin fokus belajar terus membayanginya dengan rasa bersalah. Ia sadar Malik masih menaruh banyak harapan dari hubungan mereka, walaupun untuk sekarang Tata lebih memilih untuk fokus belajar Malik berusaha untuk ikhlas menerimanya. Tapi ajakan-ajakannya untuk jalan bersama sebagai teman selalu di tolak Tata dengan berbagai alasan. Puncaknya saat Malik mengetahui Tata ternyata punya hubungan dengan laki-laki lain selain dirinya membuatnya berang dan menuduh Tata minta putus darinya karena ada cowok lain.

“Wah, masalah besar udah mulai dating. Tatjana Olivia. Lo harus ngeberesin ini semua. Dan … nggak bisa selamanya lo kayak kucing-kucingan gini ke Malik.” – hlm. 146

Di saat ada dua laki-laki yang mengharapkan hubungan yang lebih darinya Tata bingung. Di satu sisi ia tidak mau semakin merasa bersalah kepada Malik, tapi sisi hatinya tidak bisa menahan perasaan yang meluap-luap kepada sosok Rian. Ditambah lagi dengan tekad awalnya untuk fokus belajar. Kemana pilihan yang akan dipilih Tata? Tetap fokus untuk belajar dan mengabaikan perasaannya? Atau menerima ajakan pacaran dari Rian? Tapi gimana dengan tekadnya yang ingin fokus belajar?

B O O K    R E V I E W

Friends with Bittersweet-love ini mengisahkan tentang seorang remaja yang menginjak tahun akhir di sekolahnya yang bertekad untuk bisa lulus dengan nilai terbaik dan bisa masuk kedokteran. Dan hari-harinya pun di lalui dengan belajar dan terus belajar. Tapi semua itu mulai goyah saat ada satu sosok baru yang mulai menggoyahkan pertahanannya untuk terus fokus belajar dan juga satu sosok masa lalunya yang selalu membuatnya terus merasa bersalah.

Diceritakan dari sudut pandang orang ketiga serba tahu membuatku bisa sangat mudah memahami bagaimana perasaan dan kegalauan yang di alami Tata. Dari mulai inginnya memilih fokus tetap belajar, hingga kedekatannya dengan Rian, perasaan bersalah yang terus menghantui dan harapan Malik untuk hubungan mereka. Apa yang di alami Tata di novel ini pun aku rasa semuanya kita ‘dulu’ juga ‘pernah’ (pasti) merasakannya. Saat-saat dimana menjelang ujian banyak yang memilih break sementara bahkan putus seperti yang dilakuin Tata dengan alasan ingin fokus belajar jadi nggak mau ribet-ribet dulu mikirin hubungan pacaran. Padahal menurutku pribadi nih yaa, pacaran dan fokus belajar itu sebenarnya nggak ada masalah sih (alasan paling klise sebenarnya). Dan tergantung yang ngejalaninnya juga. Bahkan tak jarang ada juga setelah memilih putus malah ada yang makin galau dan fokus belajarnya pun terpecah dan sebaliknya, ada juga hubungan pacaran dijadikan ajang untuk belajar bersama.

Menggunakan alur maju (ada sedikit flashback untuk kejadian yang pernah dialami Tata di masa lalu) dengan penggunaan gaya bahasa sehari-hari yang mudah dipahami membuat novel ini enjoy dan nyaman untuk dibaca tanpa ada gangguan yang berarti dalam sekali duduk saja. Konflik yang di angkat pun tergolog ringan khas remaja sekali menjelang ujian akhir. Walaupun demikian pergulatan bathin yang dirasakan Tata pun ngena banget, emosionalnya kerasa dan juga realistis tidak berlebihan. Interaksi antar tokoh-tokohnya pun sangat beragam tidak monoton. Walaupun alur cerita fokus pada tokoh utamanya saja, ada juga peran pendukung yang ikut mewarnai kisah mereka dengan tingkahnya masing-masing dalam porsi yang pas.

Untuk karakter tokohnya, selain tokoh utamanya, juga ada tokoh pendamping seperti Indy. Sosok sahabat yang tidak menjudge tapi memberi solusi akan keadaan yang sedang di alami oleh Tata walaupun dia tahu mantannya Tata, Malik masih berharap pada sahabatnya. Dan ia tidak berpihak pada siapapun. Tipikal sahabat yang pengertian dan mendukung apapun yang menjadi pilihan sahabatnya demi kebahagiaan Tata.
Argo, walaupun tidak berperan banyak dan selalu bersikap seperti anjing dan kucing jika sudah berdekatan dengan Tata adalah sosok kakak yang memahami dalam diam akan perubahan sikap dan kegalauan adiknya tanpa harus bertanya lebih lanjut. Tipikal kakak yang nyebelin juga ngangenin. Walaupun ujung-ujungnya tetap banyakan yang nyebelinnya.

Deskripsi tempat-tempat yang menjadi latar dari alur ceritanya juga cukup jelas sehingga mudah untuk kita membayangkannya sambil membaca. Seperti sekolah SMA Pertiwi, kantin, kedai es krim Cotton Candy, tempat lesnya Tata. Dan oh iyaa tempat lesnya aku sukaa dan sepertinya dari gambarannya terasa sangat asyik, dimana di jaman ku dulu tempat-tempat les itu nggak ada jam istirahatnya, yang ada malah setelah selesai satu pelajaran langsung bubar (pulang). Berbeda sekali dengan tempat lesnya Tata, dimana jadwalnya seperti di sekolah. Ada jam istirahat, jam pertama dan jam belajar setelah istirahat.

Banyak pesan-pesan moral yang bertebaran di novel ini salah satunya adalah jangan menuai kebohongan, karena akan ada kebohongan-kebohongan selanjutnya demi menutupi sebuah kebohongan yang sudah kamu ciptakan dari awal. Dan akan ada saatnya kebohongan itu jugalah yang nantinya tanpa kamu sadari akan menyakiti diri kamu sendiri. Dan akhirnya hanya raungan penyesalan yang dapat kamu terima. Dan masih ada pesan-pesan moral lainnya yang tentunya sangat inspiratif juga cocok untuk kaula remaja yang sedang bingung dengan pilihannya terutama saat menjelang UN seperti yang dialami Tata.

Mungkin ada sedikit yang membuatku bingung, alasan yang membuat Tata memilih untuk fokus belajar selain karena permintaan terakhir Ayahnya. Pemicu yang membuat Tata memilih. Karena dari tekadnya untuk belajar, dan saat dia lagi resah karena perasaannya, Tata seakan seperti takut atau was-was jangan sampai ibunya tahu masalah kedekatannya dengan laki-laki ‘lagi’. Seperti ada janji yang tak kasat mata (yang tidak dijelaskan secara rinci) hanya sekilas saja. Dari Indy juga ada kodenya, seperti saat Indy mengatakan kalau Tata sudah tidak asyik lagi karena terus belajar. Berarti kan dulu Tata pernah seperti Indy, tetap belajar tapi tidak seserius yang sekarang setelah papanya meninggal. Padahal kalau boleh jujur aku sudah cukup penasaran dari awal dengan alasan dibalik itu semua. Mungkin ada kejadian yang membuatnya trauma atau semacamnya lah. Tapi sayangnya nggak kutemui sampai akhir cerita. Dan satu lagi bagian Rena yang masalah tentang nilai di tempat les. Dimana Rena meremehkan nilai Tata yang berada di posisi dua dan itu tidak ada kelanjutannya lagi, berasa di gantung. Karena setelahnya alur ceritanya terfokus pada Tatjana-Rian dan Malik saja.

Diluar kekurangannya secara keseluruhan aku cukup menikmati kisah Tata-Malik-Rian ini dan konflik bathinnya Tata. Dan pilihan-pilihannya tentu saja karena semuanya terasa realistis dan endingnya juga lumayan mengejutkan buatku, karena tidak menyangka bakal seperti itu dan pilihan yang akhirnya menjadi pilihan terakhirnya Tata. Walaupun demikian aku masih bisa menerimanya dengan baik.


R A T I N G
3.8 Stars





Related Posts

Post a Comment